- Seperti hujan di musim kemarau, dan salju di musim panas, begitu juga pujian bagi orang bodoh tidak pantas.
- Seperti burung terbang dan melayang-layang di udara, begitu juga kutukan tak bisa kena pada orang yang tak bersalah.
- Keledai harus dikenakan kekang, kuda harus dicambuk, demikian juga orang bodoh harus dipukul.
- Orang yang menjawab pertanyaan orang dungu, sama bodohnya dengan orang itu.
- Pertanyaan yang bodoh harus dijawab dengan jawaban yang bodoh pula, supaya si penanya sadar bahwa ia tidak pandai seperti yang disangkanya.
- Mengutus seorang bodoh untuk mengirim berita, sama dengan mematahkan kaki sendiri dan mencari celaka.
- Seperti orang lumpuh menggunakan kakinya, begitulah orang bodoh yang mengucapkan petuah.
- Memuji orang yang tak berpengetahuan, seperti mengikat batu erat-erat pada jepretan.
- Seperti pemabuk mengeluarkan duri dari tangannya, begitulah orang bodoh yang mengucapkan petuah.
- Siapa mempekerjakan orang bodoh atau sembarang orang akan merugikan banyak orang.
- Seperti anjing kembali kepada muntahnya, begitulah orang bodoh yang mengulangi kebodohannya.
- Orang yang bodoh sekali masih lebih baik daripada orang yang menganggap dirinya pandai.
- Si pemalas suka tinggal di rumah; ia berkata "Ada singa di luar, aku bisa diterkam di tengah jalan."
- Seperti pintu berputar pada engselnya, begitulah si pemalas membalik-balikkan badannya di atas tempat tidurnya.
- Ada orang yang malas bukan kepalang; menyuap makanan ke mulutnya pun ia enggan.
- Si pemalas menganggap dirinya lebih berhikmat daripada tujuh orang yang memberi jawaban yang tepat.
- Orang yang ikut campur dalam pertengkaran yang bukan urusannya sama seperti orang yang menangkap anjing liar pada telinganya.
- Orang yang menipu, lalu berkata, "Aku hanya bergurau saja," sama dengan orang gila yang bermain dengan senjata berbahaya.
- (26:18)
- Jika kayu telah habis, padamlah api; jika si bocor mulut sudah tiada, pertengkaran pun berhenti.
- Seperti arang dan kayu membuat api tetap menyala; begitulah orang yang suka bertengkar membakar suasana.
- Fitnah itu enak rasanya; orang suka menelannya.
- Bagaikan periuk tanah disepuh perak, begitulah orang yang manis di mulut, tapi berhati jahat.
- Si pembenci manis kata-katanya tapi hatinya penuh tipu daya.
- Meskipun ia ramah, janganlah percaya; karena kebencian menguasai hatinya.
- Sekalipun ia menyembunyikan kebenciannya, semua orang akan melihat kejahatannya.
- Siapa menggali lobang untuk orang lain, akan terperosok ke dalamnya. Siapa menggelindingkan batu supaya menimpa orang lain, akan tertimpa sendiri oleh batu itu.
- Mendustai orang sama saja dengan membencinya. Mulut manis mendatangkan celaka.
Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) : Amsal : 26