- Maka Elifas menjawab, "Omong kosong, Ayub, cakapmu sungguh tiada arti! Tak ada orang arif yang menjawab seperti kau ini, tak akan ia membela dirinya dengan kata-kata yang tak ada maknanya.
- (15:1)
- (15:1)
- Seandainya omonganmu itu dituruti, tak seorang pun takut atau berdoa kepada Allah lagi.
- Kata-katamu membuktikan bahwa engkau bersalah, tapi kejahatanmu kaututupi dengan bersilat lidah.
- Tak perlu engkau kutuduh dan persalahkan, sebab oleh kata-katamu sendiri kau diadukan.
- Kaukira engkau manusia pertama yang dilahirkan? Hadirkah engkau ketika gunung-gunung diciptakan?
- Apakah kau mendengar Allah membuat rencana-Nya? Apakah hanya engkau yang mempunyai hikmat manusia?
- Segala yang kauketahui, kami pun ketahui; segala yang kaufahami, jelas pula bagi kami.
- Hikmat ini kami terima dari orang yang beruban; mereka sudah ada sebelum ayahmu dilahirkan!
- Mengapa penghiburan Allah enggan kauterima? Kami bicara dengan sabar dan lembut atas nama-Nya.
- Tetapi kau naik pitam, matamu menyala-nyala;
- kau marah kepada Allah dan membantah-Nya.
- Mungkinkah manusia sama sekali tak salah? Dapatkah ia dibenarkan di hadapan Allah?
- Bahkan kepada malaikat pun Allah tidak percaya; mereka tidak suci pada pemandangan-Nya.
- Apalagi manusia yang bejat dan ternoda, yang meneguk kejahatan seperti air saja.
- Dengar Ayub, kau akan kuterangkan sesuatu,
- yang diajarkan orang arif kepadaku. Ajaran itu diterimanya dari leluhurnya, dan diteruskan dengan lengkap kepada keturunannya.
- Waktu itu tak ada orang asing di negeri mereka; tak ada yang menyesatkan mereka dari Allah.
- Orang jahat yang menindas sesamanya, akan merasa cemas sepanjang hidupnya.
- Bunyi-bunyi dahsyat memekakkan telinganya; di saat yang aman perampok datang menyerangnya.
- Tak ada harapan baginya mengelak kegelapan, sebab pedang pembunuh mengejarnya pada setiap kesempatanBurung-burung nasar menunggu saat kematiannya, mereka hendak melahap mayatnya. Maka sadarlah ia bahwa suramlah hari depannya.
- Bencana bagaikan raja perkasa, sudah siap hendak menyergapnya.
- Begitulah nasib orang yang menantang Allah, dan berani melawan Yang Mahakuasa.
- Dengan sombong ia menyerbu dan melawan Allah; diangkatnya perisainya, ia pantang mengalah.
- (15:26)
- Ia menetap di kota-kota yang porak-poranda, di rumah-rumah yang tak ada penghuninya. Kota-kota itu sudah ditentukan untuk tetap menjadi reruntuhan.
- Kekayaan orang itu akan hilang tanpa bekas; harta bendanya akan habis tandas.
- Ia tak akan luput dari gelap gulita; api akan menghanguskan tunas-tunasnya. Ia akan musnah oleh hembusan mulut Allah.
- Jika ia percaya kepada yang tak berguna, akan tertipulah ia; dan imbalan yang akan diterimanya, tidak berguna juga.
- Sebelum tiba masanya, ia akan mati, seperti dahan layu yang tak dapat hijau lagi.
- Ia seperti pohon anggur yang gugur buahnya, seperti pohon zaitun yang rontok bunganya.
- Orang yang jahat tak akan berketurunan; habis terbakarlah rumah yang dibangunnya dari hasil suapan.
- Itulah mereka yang merancangkan kejahatan dan melaksanakannya; tipu muslihat selalu terkandung dalam hatinya."
Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) : Ayub : 15