- O, gadis yang anggun, manis benar kakimu dengan sandal itu. Lengkung pahamu seperti perhiasan, karya seorang seniman.
- Pusarmu seperti cawan bulat yang tak pernah kekurangan anggur campur. Perutmu bagaikan timbunan gandum, dikelilingi bunga-bunga bakung.
- Buah dadamu laksana dua anak rusa, kijang kembar dua.
- Lehermu seperti menara gading. Matamu bagaikan kolam-kolam di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim. Hidungmu seperti menara di Gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.
- Kepalamu bagaikan bukit Karmel; rambutmu yang dikepang seperti lembayung, mempesonakan bahkan seorang raja.
- Sungguh cantik jelita engkau, yang tercinta di antara yang disenangi.
- Tubuhmu seanggun pohon kurma, buah dadamu gugusan buahnya.
- Ingin aku memanjat pohon kurma itu, dan memperoleh buah-buahnya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan buah anggur, napasmu seharum buah apel,
- mulutmu semanis air anggur!
- Aku milik kekasihku, ia menginginkan aku.
- Mari kita ke padang, kekasihku, dan bermalam di ladang di tengah-tengah bunga pacar.
- Mari kita pagi-pagi ke kebun, dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, dan bunganya sudah mekar; apakah pohon delima sudah berbunga. Di sana akan kuberi cintaku kepadamu.
- Pohon arak harum semerbak baunya, di dekat pintu kita ada buah-buahan lezat, yang sudah lama dipetik dan yang baru; itu kusimpan bagimu, kekasihku.
Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) : Kidung Agung : 7